Saya merasa betapa bermaknanya hidup ketika kita mampu mencintai dengan tulus dan ikhlas. Mencintai siapa? Ya ketika kita mencintai Allah, keluarga, kerabat, sahabat, dan bangsa ini. Mencintai dan dicintai adalah salah satu anugrah dari Yang Maha Kuasa. Memberi cinta dan menerima cinta bukanlah suatu yang begitu saja ada, tanpa usaha dan upaya, tanpa dukungan pikiran dan hati. Mereka ada dengan perjuangan.
Pernahkah terpikirkan kita hidup tanpa mencintai dan dicintai oleh pasangan hidup kita?. Sudah pasti hidup akan HAMBAR, tanpa semangat dan gelora dalam bekerja. Cinta adalah pendorong semangat, cinta adalah bunga yang mewarnai kehidupan, dan cinta juga adalah emulsifier bagi dua insan, bagi manusia dengan Tuhannya.
Sebagai dosen, misalnya, dengan kesejahteraan pas-pasan, kita juga dapat membayangkan andaikan kita tidak mencintai pekerjaan yang ditekuni selama ini. Kinerja kita pasti sebatas menyelesaikan pekerjaan tanpa makna. Akan berbeda jika kita pergi setiap hari ke kantor, bukan terpaksa karena ada jadwal mengajar, tetapi karena mencintai apa yang kita kerjakan, pasti langkah yang diayunkan setiap hari akan lebih berarti bagi diri. Dan kita akan semakin dicintai oleh lingkungan sekitar. Anehnya seberat apapun pekerjaan, kita tidak merasa lelah. Karena semuanya kita lakukan dengan ikhlas dan cinta.
Kita juga dapat membayangkan andaikan beribadah dengan merasa terpaksa, pasti amalan kita, shalat kita, puasa kita hanya kegiatan yang biasa-biasa saja. Rutin tanpa makna mendalam. Tetapi ketika tangan kita ulurkan pada orang yang sedang memerlukan karena kita mencintai Allah, maka semua terasa ringan dan hati penuh kelegaan. Itulah kalau kita pandai bersyukur kepada-NYA.
Cinta bagaikan tanaman, dapat disebarkan, ditanam, dipelihara dan dimatikan. Andai kita ingin membeli semangat, korbankan waktu dan energi serta hati untuk berupaya mencintai setiap hari. Insya Allah kita akan dicintai oleh Tuhan, oleh pasangan hidup kita, oleh anak, kerabat kita, dan tentunya oleh masyarakat. Amiin.
God allows life to be rocky. His challenge is not to let the rocks grind us into dust, but to polish us to become a brilliant gem, shine on and love your life!
Sumber : http://ronawajah.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment